Laman

Jumat, 28 Oktober 2011

MANAJEMEN KEUANGAN

MANAJEMEN KEUANGAN

Bab I
Pendahuluan

Manajemen keuangan memiliki peran penting dalam kehidupan perusahaan yang ditentukan oleh perkembangan ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai system ekonomi pada abad 18, manajemen keuangan hanya membahas topik rugi - laba. Selanjutnya berturut-turut memiliki peranan antara lain sebagai berikut :
1. Tahun 1900 awal : Penerbit surat berharga
2. Tahun 1930 – 1940 : kebangkrutan, reorganisasi
3. Tahun 1940 – 1950 : anggaran & internal audit
4. Tahun 1950 – 1970 : eksternal perusahaan
5. Tahun 1970 – 1980 : inflasi
6. Tahun 1980 – 1990 : krisis ekonomi keuangan
7. Tahun 1990 – sekarang : globalisasi
Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi sosial, dan kondisi politik. Kebijakan moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan antara lain masalah :
1. Masalah akuntasi
2. Kesulitan perencanan
3. Permintaan terhadap modal
4. Suku bunga
5. Harga obligasi menurun

Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak lansung terhadap manajemen keuangan antar lain masalah :
1. Persaingan internasional
2. Keuangan internasional
3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi
4. Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi
5. Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan
Jadi manajemen keuangan dalam perkembangannya telah berubah :
1. Dari studi yang bersifat deskriptif menjadi studi yang meliputi analisa dan teori yang normative.
2. Dari bidang yang meliputi penggunaan dana dan alokasi dana menjadi manajemen dari aktiva dan penilaian perusahaan di dalam “pasar” secara keseluruhan.
3. Dari bidang yang menekankan pada analisa extern perusahaan menjadi bidang yang menekankan pada pengambilan keputusan di dalam (intern) perusahaan.

1.1. Pengertian Manajemen Keuangan
Pengertian Manajemen Keuangan mengalami perkembangan mulai dari pengertian manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana saja sampai yang mengutamakan aktivitas memperoleh dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap aktiva. Beberapa definisi manajemen keuangan antara lain sebagai berikut :
1.1.1. Menurut Agus Sartono (2001 : 6) “ Manajemen Keuangan adalah manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien”.
1.1.2. Menurut Sutrisno (2003 : 3) “Manajemen Keuangan adalah sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha – usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien”.
1.1.3. Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai melalui pengambilan putusan dan manajemen sumberdaya yang tepat (Emery et al, 1998 : 3).
1.1.4. Pinches (1996 : 6) menyatakan bahwa manajemen keuangan adalah akuisisi, manajemen, dan pembiayaan terhadap sumberdaya-sumberdaya bagi badan usaha dengan menggunakan uang dan berhubungan dengan harga - harga di pasar ekonomi eksternal.
1.1.5. Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer keuangan. Meskipun tugas dan tanggung jawabnya berlainan di setiap perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi : keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian dividen suatu perusahaan (Weston dan Copeland, 1992: 2).
1.1.6. Liefman : usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
1.1.7. Suad Husnan dan Enny pudjiastuti (1998 : 4) Manajemen Keuangan adalah pengaturan kegiatan keuangan dalam suatu organisasi yang menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan.
1.1.8. Grestenberg : bagaimana bisnis diselenggarakan untuk memperoleh dana, bagaimana mereka memperoleh dana, bagaimana menggunakannya dan bagaimana bisnis keuntungan didistribusikan.
1.1.9. James Van Horne : segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.

1.2. Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan
Fungsi dari manajemen keuangan ada tiga yaitu :
1. Investment Decision (Pembelanjaan Aktif) adalah keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola perusahaan
2. Financial Decision (Pembelanjaan Pasif) adalah keputusan berkaitan dengan penetapan sumber dana yang diperlukan dan penetapan perimbangan pembelanjaan yang terbaik (struktur modal yang optimal)
3. Deviden Decision (Keputusan mengenai Deviden) adalah keputusan berkaitan penggunaan dan pengelolaan aktiva (kata bijak : lebih mudah membangun daripada mengelola).
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai fungsi – fungsi dari manajemen keuangan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan keuangan
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta kegiatan – kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran keuangan
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pemasukan dan pengeluaran.
3. Pengelolaan keuangan
Menggunakan dana perusahaan untuk memeksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
4. Pencarian keuangan
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
5. Penyimpan keuangan
Mengumpulkan dana perusahaan dan menyimpan dana tersebut dengan aman.
6. Pengendalian keuangan
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
7. Pemeriksaan keuangan
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.



Tujuan Manajemen keuangan adalah :
Untuk bisa mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajemen Keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara normative tujuan keputusan keuangan adalah untuk memeksimumkan nilai perusahaan. Dimana nilai perusahaan itu sendiri merupakan harga yang tersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual dengan pertimbangan teknis sebagai berikut :
1. Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas daripada memaksimumkan laba, karena memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap nilai uang.
2. Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus pendapatan perusahaan.
3. Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan datang mungkin beragam.

Sementara pendapat lain mengatakan bahwa tujuan dari manajemen keuangan ialah untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Dimana tujuan perusahaan itu sendiri adalah untuk memperoleh laba yang sebesar - besarnya.
Menurut Sartono (2000 : 3) Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian ke-efisienan yaitu:
1. Tujuan normatif manajemen keuangan adalah maximization wealth of stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
• Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan.
• Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor resiko.
• Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.
• Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada aliran kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi.
• Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.
2. Nilai perusahaan yang belum go-publik dapat diukur dengan harga jual seandainya perusahaan tersebut dijual. Jadi tidak hanya nilai asset (laporan dineraca) tetapi diperhitungkan juga tingkat resiko usaha, prospek perusahaan, manajemen lingkungan kerja dan sebagainya. Indikasi nilai perusahaan adalah:
• Perusahaan belum/tidak go-publik : harga seandainya perusahaan dijual.
• Perusahaan go-publik: harga saham yang dijual belikan dipasar modal.
3. Dari indikasi tersebut dapat ditarik pengertian:
a. Memaksimalisasi nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalisasi laba:
• Perusahaan bisa saja meningkatkan laba dengan cara mengeluarkan saham dengan hasil penjualan saham diinvestaslkan pada deposito atau obligasli pemerintah. Dengan cara ini dijamin laba akan besar tetapi keuntungan per-lembar saham akan menurun, karena jumlah lembar saham yang beredar bertambah, sehingga kondisi perusahaan tidak baik.
• Terminologi profit memiliki pengertian ganda, disebabkan terdapat banyak definisi profit.
b. Memaksimalkan nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalkan laba per-lembar saham alasannya:
• Tujuan memaksimalisasi laba tidak memperhatikan waktu dan lamanya keuntungan yang diharapkan.
• Tidak mempertimbangkan resiko atau ketidakpastian dari keuntungan dimasa yang akan datang. Jika suatu usulan mengandung resiko yang besar, maka kenaikan keuntungan per-lembar saham akan diikuti dengan penurunan harga saham.

BAB II
Sudut Pandang Para Pakar Ekonomi Terhadap Manajemen Keuangan

Menurut pakar ekonomi Burton A. Kolb dalam Principle Financial Manajemen (1998 : 2) mengatakan bahwa : “Manajemen keuangan merupakan sebagai penghimpun dan penganalisaan data financial yang memberikan informasi pada para manajer, pemilik, pihak pemerintah”.
Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut sering disebut sebagai manajer keuangan. Meskepun demikian, kegiatan keuangan tidaklah terbatas dilakukan oleh mereka yang menduduki jabatan sebagai Direktur Keuangan, Manajemen Keuangan, Kepala bagian Keuangan, dan lainnya. Namun juga mungkin sekali melakukan kegiatan keuangan. Sebagai contoh, keputusan untuk memperluas kapasitas pabrik, menghasilkan produk baru jelas akan dibicarakan dan diputuskan oleh berbagai direktur, tidak terbata hanya oleh direktur keuangan.
Banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen keuangan dengan berbagai kegiatan yang harus dijalankan mereka. Meskipun demikian kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokan menjadi dua kegiatan utama yaitu kegiatan menggunakan dana dan kegiatan mencari dana.

Menurut Bambang Riyanto manajemen keuangan merupakan keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut se-efisien mungkin.

BAB III
Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari materi Manajemen Keuangan adalah :
1. Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: Kebijakan Moneter, Kebijakan Pajak, Kondisi Ekonomi, Kondisi Sosial dan Kondisi Politik.
2. Manajemen Keuangan dalam perkembangannya telah berubah :
• Dari studi yang bersifat deskriptif menjadi studi yang meliputi analisa dan teori yang normatif.
• Dari bidang yang meliputi penggunaan dana dan alokasi dana menjadi manajemen dari aktiva dan penilaian perusahaan di dalam “pasar” secara keseluruhan.
• Dari bidang yang menekankan pada analisa extern perusahaan menjadi bidang yang menekankan pada pengambilan keputusan di dalam perusahaan.
3. Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah - murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
4. Fungsi Manajemen Keuangan ada 3 (tiga) yaitu :
• Investment Decision (Pembelanjaan Aktif).
• Financial Decision (Pembelanjaan Pasif).
• Deviden Decision (Keputusan Mengenai Deviden).
5. Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah memaksimumkan kesejahteraan pemilik dan meningkatkan nilai perusahaan dengan pertimbangan teknis.
6. Menurut pakar ekonomi Burton A. Kolb dalam Principle Financial Manajemen (1998 : 2) mengatakan bahwa : “Manajemen keuangan merupakan sebagai penghimpun dan penganalisaan data financial yang memberikan informasi pada para manajer, pemilik, pihak pemerintah”.


DAFTAR PUSTAKA

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, 1999, Manajemen Keuangan, Edisi 8, Cetakan Kesepuluh, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Keown, J. Arthur dkk. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, edisi bahasa Indonesia ketujuh, Salemba empat, Jakarta

Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, dan Aplikasi), Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Ekonisia, Yogtakarta.

Agus Sartono (2001). Manajemen Keuangan, Edisi 3, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, BPFE, Yogyakarta.

Burton A.Kolb and Richard F. DeMong, 1988, Principles Of Financial Management, 2nd, Irwin

www.google.com/pengertian-manajemen-keuangan.htm

KOMPONEN - KOMPONEN DALAM NERACA

Komponen Komponen Dalam Neraca

Neraca (balance sheet) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang disusun secara sistematis dan cronologis tentang kekayaan suatu perusahaan pada periode tertentu (menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tertentu). Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal yang dihubungkan dengan persamaan berikut:

A k t i v a = K e w a j i b a n + M o d a l

Informasi yang dapat dilihat dari neraca antara lain adalah posisi sumber kekayaan perusahaan dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan perusahaan tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulan, kwartal, atau tahunan).

• Bentuk atau format neraca dapat disajikan dalam dua bentuk laporan yaitu;
Skontro (rekening). Laporan bentuk skontro atau rekening menyajikan rekening dalam dua sisi. Sisi kiri biasanya disebut Aktiva berisi semua akun klasifikasi Aktiva, dan sebelah kanan biasanya disebut Pasiva terdiri dari Kewajiban dan Modal.
• Stafel (laporan). Laporan bentuk stafel atau laporan, penyajiannya dibuat secara berurutan mulai dari Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas.

Neraca memiliki 3 unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban dan ekuitas dengan penjelasan berikut ini :
1. Aktiva (Asset), dibagi dalam lima klasifikasi yaitu :
a. Aktiva Lancar (Current Asset) :
Yaitu aktiva yang manfaat ekonominya akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang sesuai dengan siklus normal perusahaan. Atau harta yang mudah dijadikan uang tunai atau harta yang selalu berubah – ubah saldonya.
Termasuk dalam klasifikasi ini adalah :
• Kas (Cash)
• Setara Kas
• Bank
• Surat-surat berharga (Marketable Securities)
• Piutang Dagang (Account Receivable)
• Penghasilan Yang Akan Diterima (Accruals Receivable)
• Pendapatan Yang Masih Harus Diterima (Accruaed Revenue)
• Piutang Bunga (Accrued Revenue)
• Piutang Sewa (Accrued Rent Receivable)
• Wesel Tagih (Note Receivable)
• Persediaan Barang Jadi
• Persediaan Barang Dalam Proses
• Persediaan Bahan Baku
• Perlengkapan (Supplies)
• Biaya-biaya dibayar dimuka (Prepaid Expenses)
• Sewa dibayar Dimuka (Prepaid Rent)
• Iklan Dibayar Dimuka (Prepaid of Advertising)
• Asuransi Dibayar Dimuka (Prepaid Insurance)
b. Investasi Jangka Panjang : Yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan tujuan memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.
Termasuk dalam klasifikasi ini antara lain :
• Investasi Saham,
• Investasi Obligasi
c. Aktiva Tetap (Fixed Asset) :
Yaitu aktiva yang memiliki wujud fisik yang dapat dipakai (masa manfaatnya) lebih dari satu tahun atau harta yang dipergunakan untuk penunjang kegiatan usaha, bukan untuk maksud diperjualbelikan.
Termasuk dalam klasifikasi ini antara lain :
• Tanah (Land)
• Gedung / Bangunan (Building)
• Peralatan (Equipment)
• Kendaraan (Equipment Delivery)
• Mesin-mesin (Machinery)
• Alat-alat (Tools)
• Dan lain – lain
d. Aktiva Tidak Berwujud (Intangible Asset) :
Yaitu aktiva yang tidak mempunyai wujud (substansi fisik) tetapi dapat dinilai dengan satuan mata uang. Yang biasanya memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
Contoh :
• Goodwill
• Hak Cipta
• Hak Paten
• Hak Reklame
• Franchise, dan
• Lisensi
e. Aktiva Lain-lain :
Yaitu aktiva yang tidak dapat diklasifikasikan kedalam salah satu klasifikasi diatas, contoh piutang kepada direksi dan beban ditangguhkan.

2. Kewajiban, dibagi dalam tiga klasifikasi yaitu :
a. Kewajiban atau hutang Lancar (Current Liabilities)
Yaitu kewajiban / hutang yang harus segera dibayar atau hutang yang batas tempo pembayarannya 1 tahun atau dibawah 1 tahun
Contoh :
• Hutang Dagang (Account Payable)
• Hutang Pajak (Taxes Payable)
• Hutang Bunga (Interest Payable)
• Hutang Gaji
• Hutang Biaya
• Dan lain – lain
b. Kewajiban atau hutang Jangka Panjang (Long Term Liabilities)
Yaitu hutang yang tempo pembayarannya lebih dari satu tahun
Contoh :
• Hutang Bank
• Hipotik
• Obligasi (Bond Payable)
• Dan lain-lain
c. Kewajiban atau hutang Lain-lain
Kewajiban yang tidak dapat diklasifikasikan kedalam salah satu klasifikasi diatas, misalnya hutang perusahaan kepada direksi.

3. Ekuitas/Modal (Capital)
Yaitu jumlah kekayaan yang merupakan milik perusahaan.
Ekuitas dibagi dalam dua klasifikasi yakni :
• Ekuitas yang berasal dari setoran pemilik, missal modal saham termasuk agio saham (jika ada).
• Ekuitas yang berasal dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada pemilik, biasanya dalam bentuk dividen yang dicatat dalam akun Laba Ditahan.